Minggu, 20 Mei 2012

BAB I-V

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw. kemu’jizatannya itu diantaranya terletak pada fashahah dan balaghah-nya, keindahan susunan dan gaya bahasanya yang tidak ada tandingannya. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khatthab masuk Islam setelah mendengar al-Qur’an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat.
Setiap mukmin yakin, bahwa membaca al-Qur’an termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala. Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik di kala senang maupun dikala susah dikala gembira ataupun dikala sedih, bahkan membaca al-Qur’an menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Setiap mukmin yang mempercayai al-Qur’an, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan al-quran adalah kewajiban suci dan mulia, Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Kini kita hidup di dunia yang tanpa batas, era globalisasi. Berbagai informasi baik itu diperlukan atau tidak, buruk atau baik menghampiri rumah-rumah kita setiap saat tanpa dapat dibendung. Banjir informasi yang sebagian besar tidak diperlukan ini bagi sebagian kecil orang merupakan anugerah, namun bagi sebagian besar lainya lebih sering berakibat buruk walaupun kadang kurang disadarinya.
Untuk mengantisipasi dampak negatif media informasi yang merusak perlu adanya gerakan kembali kepada al-Qur’an dalam rangka menggali nilai-nilai al-Qur’an sebagai perisai guna membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang merusak moral. Belajar al-Qur’an hendaknya dilakukan dari semenjak dini, sehingga ketika beranjak remaja anak diharapkan familiar dengan bacaan-bacaan al-Qur’an bahkan sudah mampu menghafal surat-surat pendek.
Belajar al-Qur’an dapat dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik, menuruti qaedah-qaedah yang berlaku dan qiraat dan tajwid, belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya dan belajar menghafalnya di luar kepala. Bagaimana bisa menggali nilai-nilai al-Qur’an dalam rangka membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang merusak moral jika anak tidak dapat membaca dan menulis al-Qur’an.
Salah satu masalah yang mendasar di kelas II Sekolah Dasar Negeri Nomor 37 Alang Lawas Padang adalah kurangnya kemampuan siswa-siswi dalam hal membaca dan menulis al-Qur’an dalam aspek huruf hijaiyah. Padahal membaca dan menulis al-Qur’an merupakan modal dasar dari upaya pemahamannya.
Di sisi lain aktifitas anak-anak dalam bermain yang kurang bermanfaat seolah mudah berubah menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan seperti anak-anak disibukkan dengan dunia hiburannya yaitu televisi, video game, internet, dan lain-lain. Padahal dalam al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 Allah SWT telah berfirman :

Artinya : Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka.

Sedangkan pendidikan pengajaran membaca al-Qur’an yang dilaksanakan di sekolah-sekolah formal sangatlah terbatas waktu, sehingga sulit untuk mengantarkan anak didik memiliki kemampuan untuk membava al-Qur’an. Sempitnya alokasi waktu untuk pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah formal, khususnya sekolah negeri, dimana hanya dengan mendapatkan jatah waktu tiga jam mata pelajaran dikalikan tiga puluh menit dalam seminggu. Dengan jatah waktu yang hanya tiga jam tersebut, guru pendidikan agama Islam dituntut untuk menyampaikan materi pendidikan agama Islam yang meliputi Fiqh, Tarikh, Ibadah dan seterusnya termasuk pengajaran membaca al-Qur’an.
Untuk mengatasi permasalahan ini, penulis mencoba menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran yang di harapkan mampu meningkatkan kwalitas baca tulis al-Qur’an bagi siswa-siswi kelas II Sekolah Dasar Negeri Nomor 37 Alang Lawas Padang.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : “Pelaksanaan Metode Demontrasi Dalam Pembelajaran Huruf Hijaiyah Siswa Kelas II Di SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas Padang “
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas II SDN Nomor 37 Alang Lawas dalam membaca Al-Qur’an huruf hijaiyah bersambung.
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas II SDN Nomor 37 Alang Lawas dalam menulis Al-Qur’an huruf hijaiyah bersambung.
3. Bagaimana penggunaan metode pembelajaran Al-Qur’an huruf hijaiyah sehingga prestasi yang dicapai masih rendah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
a. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa membaca dan menulis al-Quran huruf hijaiyah bersambung di kelas II SDN Nomor 37 Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan ?
b. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-Quran huruf hijaiyah bersambung siswa di kelas II SDN Nomor 37 Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan ?
c. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi membaca dan menulis al-Quran huruf hijaiyah bersambung siswa di kelas II SDN Nomor 37 Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan ?
D. Tujuan Penelitian
Berpedoman dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek al-Quran melalui metode demonstrasi di kelas II SDN Negeri 37 Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
2. Untuk mengetahui efektifitas metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas II SDN Nomor 37 Alang Lawas dalam pembelajaran PAI aspek al-Qur’an
3. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek al-Qura’n melalui metode demonstrasi di kelas II SDN Negeri 37 Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat terhadap perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran, di antaranya :
1. Bagi siswa, dapat lebih meningkatkan pemahaman dan penghayatan siswa, berani bertanya, mengemukakan pendapat dan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam aspek al-Qur’an
2. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan metode demonstrasi.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, adalah bahwa: Metode secara harfiah berarti cara.. Dalam pemakian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.
Dan menurut Muzayyin Arifin, Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administrative atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi.
Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu. teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.
Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran. Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah .Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu mempertunjuk-kan atau mempertontonkan. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Dengan menggunakan metode demonstrasi, guru atau murid memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu proses, misalnya bagaimana cara sholat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas. Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.
Semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan semenjak awal sejarah kehidupan manusia, penggunaan metode demonstrasi dalam pendidikan sudah ada. Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik yang agung, banyak menggunakan metode demonstrasi perilaku keseharian
sebagai seorang muslim, maupun praktek ibadah seperti mengajarkan cara sholat, wudhu dan lain-lain. Semua cara tersebut dipraktekkan atau ditunjukkan oleh Nabi, lalu kemudian para umat mengikutinya.
2. Langkah-langkah Dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari .perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi.
Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya. Sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
7) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
- Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
- Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat dengan jelas.
- Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
8) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi. Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya.
Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru. Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut.
Metode tepat digunakan apabila bertujuan untuk memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.
3.Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Dalam Proses Pembelajaran
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis-pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
1) Perhatian siswa lebih dipusatkan.
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kekurangan metode demonstrasi :
1) Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga memerlukan waktu yang bayak.
2) Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga (jika memakai alat yang mahal).
3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
4) Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif dan suasa gaduh.
B. Pembelajaran Huruf Hijaiyah.
1. Pengertian Huruf Hijaiyah.
Huruf adalah bagian terkecil dari lafal yang tidak dapat membentuk makna tersendiri kecuali harus dirangkai dengan huruf lain. Kumpulan huruf yang dapat membentuk arti biasanya 3 huruf, misalnya ( وَقَىَ ) "memelihara", namun pada bentuk-bentuk tertentu ada satu huruf yang sudah mempunyai arti, misalnya bentuk amar (perintah) dari (وَقَىَ ) adalah ( ق ) "Peliharalah".
Sedangkan Hijaiyah ( اَلْهِجَائِيَّةُ ) berasal dari akar kata هَجَا - يَهْجُوْ - هِجَاءً yang berarti "ejaan". Maksud dari ejaan disini, adalah ejaan Arab sebagai bahasa asli Alqur-an (lihat Q.S. Yusuf, ayat 2). Karena itu yang dimaksud "huruf Hijaiyah" adalah huruf-huruf ejaan bahasa Arab sebagai bahasa asli Alqur-an. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya disiplin ilmu lain yang menggunakan huruf Hijaiyah, misalnya hadis, dan kitab-kitab bahasa Arab pada umumnya.
2. Bentuk-bentuk Huruf Hijaiyah
Huruf-huruf Hijaiyah sebagaimana yang digunakan dalam Alqurran terdapat 29 macam, dan jumlah tersebut termasuk alif. Pada dasarnya, alif sama dengan hamzah, hanya saja alif bersyakal (berharkat) mati, sedang hamzah merupakan alif yang hidup dengan syakal tertentu.
Adapun ke-29 huruf dan pengucapannya adalah sebagai berikut:
1. Huruf Alif ( ا )
Pada dasrnya huruf alif sama dengan hamzah, jadi untuk pengucapannya lihat pada pengucapan huruf hamzah, hanya saja huruf alif selalu berharokat mati, sedang hamzah merupakan alif hidup dengan syakal tertentu.
2. Huruf Ba' ( ب ) caranya :
1. Lekatkan ke dua bibir kuat-kuat
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhrajnya dan menimbulkan suara, lalu hentikan suara itu (jahar dan syiddah).
3. Posisi lidah merendah (istifal dan infitah).
4. Dalam keadaan sukun, dibaca memantul (qolqolah).
3. Huruf Ta' (ت ) caranya :
1. Tempelkanujunglidahbagianpermukaannyapada akar dua gigi seri bagian atas.
2. Hembuskan nafas sampai berlalu pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, dan hentikan suara itu disini (Hames dan syiddah).
3. Posisi lidah merendah (Istifal dan Infitah).
4. Huruf Tsa’ ( ث ) caranya :
1. Tekan ke atas ujung lidah bagian permukaan pada ujung dua gigi seri bagian atas.
2. Hembuskan nafas sampai berlalu pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, dan biarkan suara itu berlalu (Harnes dan rikhwah).
3. Posisi lidah bagian ujung dan pangkal merendah (Istifal dan Infitah).
5. Huruf Jim ( ج) caranya :
1. Tempelkan rapat-rapat lidah pada bagian tengah pada langit-langit keras.
2. Hentikan nafas dan suara pada makhrajnya (jahar dan syiddah).
3. Posisi lidah merendah (Istifal dan Infitah).
4. Dalam keadaan sukun, hendaknya suara yang terhenti itu di pantulkan (qolqolah).
6. Huruf ha’( ح ) caranya :
1. Rongga tenggorokan bagian tengah sedikit menyempit.
2. Hembuskan nafas sampai menimbulkan suara dan jangan sampai nafas dan suara itu tertahan, (jahar dan syiddah).
3. Posisi lidah jangan sampai naik ke langit-langit (Istifal).
4. Posisi lidah depan tidak melekat kelangit-langit(Infitah).
7. Huruf kho' (خ) caranya :
Rongga tenggorokan bagian atas sedikit menyempit.
1. Biarkan nafas dan suara berlalu pada rongga tenggorokan bagian itu tanpa adanya tahanan (Hames dan rikhwah)
2. Posisi lidah bagian belakang naik ke langit-langit ;isti'lak), sedang ujung lidah bagian depan tetap merendah (Infitah).
8. Huruf Dal ( د ) caranya :
1. Tempelkan Permukaan lidah bagian ujung pada akar dua gigi seri bagian atas.
2. Hembuskan nafas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, dan hentikan nafas dan suara itu disini (jahar dan syiddah).
3. Posisi lidah merendah (Istifal dan infitah). d. dalam keadaan sukun, hendaknya dipantulkan (qolqolah).
9. Huruf Dzal ( ذ ) caranya :
1. Tekan'ke atas ujung lidah bagian permukaan pada pertengahan bagian belakang dua gigi seri atas.
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (jahar dan rikhwah).
3. Posisi lidah bagian ujung dan pangkal merendah (istifal dan infitah).
10. Huruf Ro' ( ر ) caranya :
1. Pinggir lidah bagian ujung dengan sedikit permukaan lidahnya ditempelkan pada gusi atas (gusi pada dua gigi seri bagian depan).
2. Hembuskan nafas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara antara tertahan dan terlepas (tawassuth), sedang nafas itu sendiri tertahan (jahar).
3. Hindarkan adanya getaran (takrir).
4. Posisi lidah merendah (Istifal dan Infitah).
5. Ketika diucapkan posisi lidah bergeser dari makhrajnya (Inhirof).
11. Huruf Za' ( ز ) caranya :
1. Ujung lidah di angkat ke atas sampai hampir menempel pada gusi dua gigi seri bagian atas, dengan demikian antara ujung lidah dengan gusi dsb, ada celah tempat berlalunya nafas dan suara.
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu. Atau dengan kata lain, keluarkan suara secara jahar dan rikhwah.
3. Suara yangkeluarbagaikan suara siulanburung(shofir).
4. Posisi lidah merendah (istifal dan infitah).
12. Huruf Sin ( س ) caranya :
1. Ujung lidah diangkat ke atas sampai hampir menempel pada gusi dua gigi seri bagian atas (agak ke atas sedikit dari pada makhraj nya huruf za').
2. Hembuskan nafas sampai berlalu pada makhraj nya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (Hames dan rikhwah).
3. Upayakan suara yang keluar secara shofir.
4. Posisi lidah merendah (Istifal dan Infitah).
13. Huruf Syin ( ش ) caranya :
1. Angkat lidah tengah ke arah langit-langit kcras, tanpa menyentuh langit-langit itu.
2. Biarkan nafas dan suara berlalu pada makhraj nya (Hames dan rikwah).
3. Upayakan suara yang keluar menycbar ke kanan dan ke kiri dengan jalan membentangkan lidah yang terangkat itu. (Tafasysyi).
4. Posisi lidah merendah (istifal dan Infitah).
14. Huruf Shod ( ص) caranya :
1. Ujung lidah diangkat ke atas sampai hampir menempel pada gusi dua gigi seri bagian atas (agak ke atas dibanding makhraj Za` ( ز ). tetapi agak ke bawah di banding pada makhrajnya sin ( س ).
2. Hembuskan nafas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara. Biarkan suara itu berlalu (Hames dan rikhwah).
3. Upayakan keluarnya suara secara shofir.
4. Posisi lidah terangkat dan melekat (Isti'lak dan Ithbaq).
15. Huruf dlod ( ض) caranya :
1. Alat ucap yang digunakan adalah pinggir lidah yang menghadap pada gigi geraham, dan gigi geraham bagian atas, pinggir lidah yang di maksud boleh kedua-duanya atau salah satu saja.
2. Cara menempelkannya tidak sama dengan alat ucap yang lain. Tempclkan gigi geraham bagian depan lebih dahulu pada pinggir lidah, baru kemudian secara berurutan gigi geraham bagian belakang (Istitholah).
3. Hembuskan nafas sampai pada makhrajnya sehingga menimbulkan suara dan biarkan suara itu berlalu, sedang nafas itu sendiri dihentikan (jahar dan rikhwah).
4. Naikkan lidah bagian belakang ke arah langit -langit (Isti'lak).
5. Lekatkan pinggir lidah bagian ujung, sebelah kiri dan kanan, ke langit-langit keras (Ithbaq).
16. Huruf Tho’ ( ط ) caranya :
1. Tempelkan Permukaan lidah bagian ujung pada akar dua gigi seri bagian depan.
2. Nafas dan suara dikeluarkan secara jahar dan syiddah.
3. Naikkan lidah bagian belakang ke langit-langit (isti'lak).
4. Lekatkan pinggir lidah bagian ujung, sebelah kiri dan kanan, ke langit-langit keras (ithibaq).
5. Dalam keadaan sukun, hendaklah di pantulkan (qolqolah).
17. Huruf Dzo' ( ظ ) caranya :
1. Tekan ke atas ujung lidah bagian permukaan pada pertemuan dua gigi seri atas dengan gusinya bagian belakang.
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (jahar dan rikhwah).
3. Posisi pangkal lidah naik ke langit-langit (isti'lak), sedang pinggir lidah kanan dan kiri bagian ujung melekat ke langit-langit (ithbaq).
18. Huruf 'ain ( ع) caranya :
1. Rongga tenggorokan bagian tengah lebih menyempit dari pada ketika mengucapkan huruf ha' (  )
2. Hembuskan nafas sampai menimbulkan suara, dimana suara itu sedikit agak tertahan, dan nafasnya tertahan sepenuhnya (tawassuth dan jahar).
3. Posisi lidah tidak naik ke langit-langit (Istifal)
4. Posisi lidah bagian depan tidak merekat ke langit-langit (Infitah).
19. Huruf ghoin ( غ )caranya :
1. Rongga tenggorokan bagian atas dipersempit lebih longgar dari pada ketika mengucapkan huruf ‘ain (ع)
2. Hembuskan nafas sampai menimbulkan suara, danbiarkan suara itu sendiri tertahan (jahar dan rikwah)
3. Posisi lidah bagian belakang naik ke langit-langit, sedang bagian depan tetap merendah (Isti’lak dan Infitah)
20. Huruf fa’ ( ف ) caranya :
1. Tempelkan bibir bawah bagian dalam pada ujung dua buah gigi seri bagian atas.
2. Hembuskan nafas sampai berlalu pada makhrajnya dan menimbulkan suara, biarkan suara itu berlalu (Hames dan rikhwah).
3. Posisi lidah merendah (istifal dan infitah).
21. Huruf qof ( ق ) caranya :
1. Tempelkan rapat-rapat lidali bagian belakang padalangit-langit lunak.
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhraj nya, begitu pula suaranya (jahar dan syiddah).
3. Posisi lidah bagian belakang naik ke langit-langit bersamaan dengan itu suara dikumpulkan di dalam mulut sehingga bunyi suara menjadi tebal (isti'lak)
4. Posisi lidah bagian depan tidak melekat ke langit-langit (Infitah)
5. Huruf qof ( ق ) ketika sukun hendaknya dipantulkan (qolqolah).
22. Huruf kaf ( ك) caranya :
1. Tempelkan lidah bagian belakang agak ke tengah di banding dengan, makhraj qof ( ق ) pada langit-langit keras.
2. Hembuskan nafas sampai berlalu pada makhraj nya. tetapi suaranya tertahan pada makhraj ini (Hames dan syiddah).
3. Posisi lidah merendah (Istifal dan Infitah).
23. Huruf lam ( ل ) caranya :
1. Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas (gusi pada gigi geraham bagian depan, gigi taring dan gigi seri).
2. Hembuskan nafas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, sampai disini hentikan nafas (jahar), dan upayakan suara antara tertahan dan terlepas (tawassuth).
3. Posisi lidah merendah (Istifal dan infitah).
4. Ketika diucapkan posisi lidah bergeser dari makhrajnya (Inhirof).
24. Huruf Mim ( م ) caranya :
1. Lekatkan ke dua bibir tidak/terlalu kuat.
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhrajnya secara jahar sampai menimbulkan suara, dan biarkan suara itu antara tertahan dan terlepas (tawassuth).
3. Bersamaan dengan, keluarnya suara, masukkan pula suara itu ke dalam pangkal hidung (khoisyum) hingga mendengung (ghunnah).
4. Posisi lidah merendah (istifal dan infitah).
25. Huruf Nun ( ن ) caranya :
1. Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas (gusi pada dua gigi seri bagian depan).
2. Hembuskan nafas sampai pada makhrajnya hingga menimbulkan suara, upayakan suara ini antara tertahan dan terlepas, sedang nafas itu sendiri tertahan (jahar dan tawassuth).
3. Bersamaan dengan keluarnya suara, masukkan pula suara itu ke dalam pangkal hidung (khoisyum) hingga mendengung.
4. Posisi lidah merendah (Infitah dan istifal).
26. Huruf Wawu (و ) caranya :
1. Kedua bibir direnggangkan
2. Keluarkan nafas dan suara secara jahar dan syiddah.
3. Posisi lidah merendah (istifal dan infitah).
27. Huruf ha’ ( ه) caranya :
1. Rongga tenggorokan bagian bawah sedikit menyempit
2. Hembuskan nafas sampai menimbulkan suara dan jangan sampai nafas dan suara itu tertahan (jahar dan syiddah).
3. Posisi pangkal lidah jangan sampai naik ke langit-langit.
4. Posisi ujung lidah tidak boleh melekat ke langit-langit.
28. Huruf Hamzah ( ء ) caranya :
1. Rongga tenggorokan bagian bawah saling menghimpit, sehingga suara dan nafas yang sedang keluar dapat tertahan (jahar)
2. Posisi lidah jangan sampai naik mendekati langit-langit (istifal)
3. Posisi ujung lidah tidak melekat ke langit-langit (Infitah)
29. Huruf Yak ( ى ) caranya :
1. Tempelkan lidah tengah (tidak terlalu cepat) pada langit-langit keras.
2. Hembuskan nafas sampai terhenti pada makhrajnya, sedang suaranya tetap berlalu (jahar dan rikhwah).
3. Posisi lidah bagian belakang sangat merendah (Istifal

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu dari 8 Februari s/d 9 Maret 2012. Siklus I dilaksanakan tanggal 14 s/d 21 Februari 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal 28 Februari s/d 6 Maret 2012. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Nomor 37 Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan Kota Padang. Subjek penelitian adalah siswa kelas II yang berjumlah 29 orang. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.
B. Metode Penelitian
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis akan memberikan gambaran mengenai desain penelitian. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan juga dalam pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berupa penelitian secara deskriptif analisis.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tindakan kelas ini menggunakan model yang digunakan oleh Kurt Lewin. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 tahapan pada setiap siklus yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Aksi atau tindakan (acting)
3. Obervasi (Observing)
4. Refleksi (reflecting).
Dikdasmen (h. 16.2003). Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi 2 siklus yang terdiri dari :
a. perencanaan
b. tindakan
c. pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan meliputi aktivitas sebagai berikut :
a. Menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan sebagai tindakan dalam siklus
b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sesuai materi yang telah ditetapkan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Mengembangkan format observai dan format evaluasi
2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, melaksanakan evaluasi dalam bentuk tes
3. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada skenario pembelajaran
b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, tes kemampuan pemahaman dan lain-lain
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada pertemuan berikutnya.
Tahap pelaksanaan ini terus dilakukan secara berulang dan berkesinambungan sesuai siklus. o Indikator keberhasilan Yang menjadi indikator keberhsilan penelitian ini adalah :
a. Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilaksanakan dengan baik
b. Aktivitas siswa dalam belajar meningkat
c. Lebih dari 70% siswa yang mendapat nilai 65 ke atas
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian ini seluruh siswa, sedangkan data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang dikumpulkan meliputi :
a. Data tes kemampuan pada siklus 1 dan 2
b. Data observasi pada waktu proses pembelajaran
c. Foto, diambil pada waktu proses pembelajaran
Data yang dikumpulkan diperoleh melalui observasi, dan tes kemampuan pemahaman. Observasi dilakukan untuk memperolah informasi kegiatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Di dalam observasi pengamatan, kita akan memperoleh masukan tentang akitifitas siswa, cara belajar, kerja sama antar siswa dan sebagainya.
Data tes kemampuan pemahaman data ini diambil dari pertemuan pertama maupun pertemua kedua, ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil selama kegiatan dilakukan dan menggunakan data kuantitatif. Foto digunakan untuk melengkapi informasi data agar peristiwa yang tejadi dalam kegiatan penelitian dapat direkam dan dijadikan sebagai alat bukti dalam pengumpulan data.
E. Analisis Data
Data tes observasi ini diambil dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan berjalan dengan menggunakan ceklis kemudian dipersentasikan. Data tes kemampuan Data tes ini untuk menemukan nilai setiap siswa dari hasil tes dengan skala nilai 100 untuk menentukan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDN Nomor 37 Alang Lawas Padang.
1. Profil SDN Nomor 37 Alang Lawas Padang.
SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas merupakan lembaga pendidikan formal pemerintah yang terletak di jalan Bagindo Aziz Chan Nomor 4 A Kelurahan Alang Lawas Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Propinsi Sumatera Barat. Lembaga ini berdiri tepatnya pada tahun 1982. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.

No
IDENTITAS SEKOLAH
1 2 3

1 NAMA SEKOLAH SD NEGERI 37 ALANG LAWAS
2 N.I.S 100290
3 N.S.S 101086103037
4 PROPINSI SUMATERA BARAT
5 OTONOMI DAERAH TK I SUMATERA BARAT
6 KECAMATAN PADANG SELATAN
7 DESA/KELURAHAN ALANG LAWAS
8 JALAN DAN NOMOR BGD.AZIZ. CHAN NOMOR : 04
9 KODE POS 25211
10 TELEPON KODE WILAYAH : 0751 TEL: 891346
11 FAKSIMILE KODE WILAYAH : NOMOR:
12 DAERAH KOTA PADANG
13 STATUS SEKOLAH NEGERI
14 KELOMPOK SEKOLAH TERBUKA
15 AKREDITASI -
16 SURAT KEPUTUSAN/ SK NOMOR: 8104/420.DP/P4105 TGL: 10-11-03
17 PENERBITAN SK OLEH KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PDG
18 TAHUN BERDIRI TAHUN : 1982
19 TAHUN PERUBHAN TAHUN : 1982
20 PROSES KBM PAGI
21 BANGUNAN SEKOLAH MILIK SENDIRI
22 LUAS BANGUNAN L : P :
23 LOKASI SEKOLAH DEPAN KANTOR TELKOM
24 JARAK KE PUSAT KEC 0, 5 KM
25 JARAK KE PUSAT KOTA 0,01 KM
26 TERLETAK PADA LINTS KOTA
27 KEANGGOTAAN RAYN 10 SEKOLAH
28 ORGANISASI PENYLGR PEMERINTAH
29 PERJALANAN PRBHN S DARI TAHUN 2003 S/D SEKARANG

2. Visi dan Misi SDN Nomor 37 Alang Lawas Padang.
Adapun visi dan misi SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas dituangkan dalam rumusan kerangka dasar Visi, yaitu CERDAS, TERAMPIL, DAN TAAT. Sedangkan misinya adalah untuk Menciptakan suasana belajar yang kondusif, efektif dan menyenangkan, mengembangkan potensi peserta didik, menumbuhkan semangat ke unggulan kepada seluruh warga sekolah, menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan pihak yang terkait, menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
3. Keadaan siswa, guru, dan Karyawan
a. Keadaan siswa
Pada tahun 2011/ 2012 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas memiliki siswa sebanyak 213 orang, gambaran selanjutnya mengenai jumlah menurut jenis kelamin dan perbedaan kelas dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2
Keadaan siswa SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas Tahun 2011/2012
No. Kelas Bulan Februari
LL PR JML
1 I 16 15 31
2 II 17 12 29
3 III 22 15 37
4 IV 22 17 39
5 V 18 24 42
6 VI 13 22 35
Jumlah 213

b. Keadaan guru dan karyawan
Keberadaan pengajar atau guru dalam suatu lembaga pendidikan merupakan factor yang sangat penting karena seorang guru adalah panutan bagi siswa-siswanya, untuk mengetahui jumlah guru SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas menurut lulusan, jabatan, dan bidang tugas.
Tabel 3
Daftar Urut Kepangkatan Guru Dan Pegawai SDN No. 37
Alang Lawas Padang
No. Nama / Nip T/ T/ Lahir Jabatan / Kelas Pangkat / Gol Mulai di Angkat Di
Sekolah ini Alamat
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Evi Trisna, A.Ma Pd
19581015 198202 2 003 15-10- 1958 Kepala sekolah Pembina
IV/a 1982 3-05-2007 Jl. St. Syahrir No. 317A Mata Air Barat

2 Nurhayati, A.Ma Pd
19550420 198202 2 002 20-7- 1955 Guru Kelas I Pembina
IV/a 1982 20-03-1983 Jl. Jaya Pura M I No. 9 Wisma Indah Siteba

3 Rasidal, A.Ma Pd
19570526 198202 2 001 25-5- 1957 Guru Kelas III Pembina
IV/a 1982 21-07-2003 Paulasan No. 17 Kelurahan Parak Gadang

4 Yurnalis, S.Pd
19620908 198506 2 001 8-9- 1962 Guru Kelas IV Pembina
IV/a 1985 1-12-2003 Jl. Karang Ganting No. 53 Lubuk Lintah

6 Abdul Kadir Nasution, S.Ag 20-4- 1969 Guru Agama Penata Muda 2008 28-07-2003 Komplek SDN Alang Lawas
19690420 200801 1 002 I - VI III/ a
7 Syamsuarni
19661219 200701 2 005 19-12- 1966 Guru Kelas VI Pengatur Muda /Tk 1 2007 21-07-2003 Kolam Indah II A.15 Mata Air
II b
8 Triska Dewi 6-1- 1981 Guru B. Inggris - - 1-08-2005 Jl. Jendral Sudirman No. 28 / 2 Asrama TNI - AD Padang
I - VI
9 Guswira Nuryanti, A.Ma Pd 8-8- 1985 Guru Kelas II - - 1-01-2007 Jl. Intan IX No. 193 Perumnas Pengambiran

10 Santi Patma Juita 8-3- 1981 Guru Kelas V - - 1-11-2010 Jl. Parak Gadang

1 3 4 5 6 7 8
11 Nurm Yuni, A.Ma Pd 27-6- 1983 Guru Bta Sbk
I - VI - - 7-08-2010 Perumahan Griya Lestari Blok A NO.1

12 Helmike Sayhnur, S.Pd 11-12 1985 Guru Penjask - - 12-09-2011
I - VI

c. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah factor penunjang keberhasilan proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan formal termasuk media pendidikan sebagai alat Bantu dalam proses pembelajaran. Berikut ini penulis kemukakan hasil penelitian mengenai sarana dan prasarana yang tersedia di SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas Padang.
Table 4
Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri Nomor 37
Alang Lawas Padang.

No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Gedung Sekolah 1
2 Ruang kelas 6
3 Ruang ibadah/Perpustakaan 1
4 Ruang Kepala Sekolah/Guru 1
5 Toilet 1
6 Ruang Komputer 1

B. Pelaksanaan Pembelajaran Bidang Pendidikan Agama Islam di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas Padang.
Pelaksanaan pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas dapat di bagi menjadi dua yaitu:
1. Waktu dan Pelaksanaan
Mengenai hal di atas, bidang studi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas di ajarkan/diberikan sebanyak 3 jam pelajaran dalam setiap minggu, Untuk 1 jam pembelajaran selama 30 menit, berarti untuk 3 jam pelajaran selama 90 menit.
2. Alat-alat Pengajaran
Alat-alat pembelajaran merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya di dalam proses pembelajaran, karena alat-alat itu turut menunjang dan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu alat-alat termasuk salah satu komponen daripada komponen-komponen pendidikan. Sebenarnya alat-alat pembelajaran itu cakupannya sangat luas, tidak hanya terbatas pada buku pelajaran, alat peraga, spidol, penggaris dan sebagainya. Akan tetapi semua sarana dan alat yang mendukung dan menunjang lancarnya proses pembelajran di kategorikan kepada alat.
Buku paket dan buku bidang studi Pendidikan Agama Islam termasuk salah satu dari pada alat-alat pembelajaran. Dalam hal ini buku-buku bidang studi Pendidikan Agama Islam yang digunakan di SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas Padang.
C. Kegiatan Pembelajaran
Proses pembelajaran yang baik tentu akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Pembelajaran huruf hijaiyah bersambung di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas dimulai pada pukul 10.30 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Adapun hari yang digunakan siswa-siswi untuk belajar adalah satu hari dalam sepekan, yaitu pada hari Selasa.
Adapun gambaran pembelajaran huruf hijaiyah bersambung dalam waktu 90 menit, secara garis besarnya adalah :
Membaca Asmaul Husna dan ayat-ayat pendek bersama : 15 Menit
Persiapan : 15 Menit
Membaca dihadapan guru : 50 Menit
Penutup dan Kesimpulan : 10 Menit
D. Deskripsi Data
Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukan bahwa salah satu diantara teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui test, observasi, dan dokumentasi.
Rekapitulasi. Siklus I
Rekapitulasi Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Huruf Hijaiyah Bersambung Siswa Kelas II SD Negeri Nomor. 37
Alang Lawas Padang
Diteliti tanggal 14 s/d 21 Februari 2012
No Nama Siswa Tajuid Makhraj Harakat Lancar Perubahan
Bentuk Huruf %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Agung Wido 7 7 7 7 7 100.00
2 Bima Syah P 6 7 7 6 7 94.29
3 Braja Ilham J 7 5 6 6 4 80.00
4 Dede Seftiwan 4 7 6 4 7 80.00
5 Diva Agustina 7 7 7 7 7 100.00
6 Duha Abdul F 7 7 7 7 7 100.00
7 Fadil Saputra 7 6 6 5 7 88.57
8 Farhan Alfaiq 4 6 7 6 4 77.14
9 Fatima Azahra 6 6 7 7 3 82.86
10 Fitri Kurnia 4 4 6 4 4 62.86
11 Gilang Azam 7 5 7 4 7 85.71
12 Indira Ranjani 6 7 7 7 7 97.14
13 Khairunnisa 5 7 4 4 7 77.14
14 M. Dava 4 7 7 5 7 85.71

15 M. Irgi 6 7 7 7 4 88.57
16 M. Jibran M 3 6 5 1 7 62.86
17 Mukhlas 4 4 7 3 1 54.29
18 Rahmad Rido 7 4 7 2 5 71.43
19 Rayhan T 5 5 5 5 3 65.71
20 Revo R 3 7 7 5 5 77.14
21 Riky R 6 7 7 5 7 91.43
22 Rindi V 6 1 7 3 7 68.57
23 Roland J 7 7 7 7 7 100.00
24 Syallu Putri S 7 7 7 7 7 100.00
25 Siti Salma 7 7 7 7 7 100.00
26 Syalsabilla 7 7 7 7 7 100.00
27 Wulan D 4 6 6 6 5 77.14
28 Yola Putri J 7 7 7 7 7 100.00
29 Zydilla Olga S 5 5 5 5 3 65.71
Persentase 80.00 85.24 92.38 77.14 82.86 83.52

Rekapitulasi Siklus II
Rekapitulasi Pelaksanaan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Huruf Hijaiyah Bersambung Siswa Kelas II SD Negeri Nomor. 37
Alang Lawas Padang

Diteliti tanggal tanggal 29 bulan Oktober 2007
No Nama Siswa Tajuid Makhraj Harakat Lancar Perubahan
Bentuk Huruf %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Agung Wido P 7 7 7 7 7 71.43
2 Bima Syah 7 7 4 7 7 100.00
3 Braja Ilham J 7 5 5 6 5 91.43
4 Dede S 6 5 3 7 6 80.00
5 Diva Agustina 7 7 7 7 7 77.14
6 Duha Abdul F 7 7 7 7 7 100.00
7 Fadil Saputra 5 6 6 4 2 100.00
8 Farhan Alfaiq 6 7 4 7 5 65.71
9 Fatima A 7 7 5 5 0 82.86
10 Fitri Kurniawt 7 7 7 7 7 68.57
11 Gilang Azam 6 5 4 0 6 100.00
12 Indira Ranjani 7 7 7 7 7 60.00
13 Khairunnisa 7 7 6 7 5 100.00
14 M. Dava 5 4 3 4 6 91.43
15 M. Irgi 7 7 4 7 6 62.86
16 M. Jibran M 7 7 7 7 7 88.57
17 Mukhlas 7 6 5 5 5 100.00
18 Rahmad Rido 7 2 4 3 5 71.43
19 Rayhan T 7 7 7 7 7 80.00
20 Revo Ramadhn 7 5 4 7 3 60.00
21 Riky R 6 5 3 5 4 100.00
22 Rindi V 7 6 6 6 6 74.29
23 Roland J 7 7 7 7 7 65.71
24 Syallu Putri S 7 7 7 7 7 88.57
25 Siti Salma 7 7 7 7 7 100.00
26 Syalsabilla 7 6 6 7 5 100.00
27 Wulan Desiani 7 7 5 7 6 100.00
28 Yola Putri Julia 7 5 4 7 3 88.57
29 Zydilla Olga S 5 6 6 4 2 91.43
Persentase 91.71 85.71 76.96 86.18 78.80 83.87

E. Analisi Data dari dua Siklus.
Dari hasil dua siklus pada tabel diatas, terlihat bahwa rata-rata hasil test pembelajaran huruf hijaiyah bersambung, siswa-siswi kelas II SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas tergolong cukup baik, karena rata- rata nilai kemampuan tajwid siswa pada siklus pertama 80.00 % dan pada siklus kedua meningkat menjadi 91.71 %, begitu juga nilai makhroj dalam pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran huruf hijaiyyah bersambung juga tergolong cukup baik, hal ini dibuktikan dari hasil test rata-rata siswa mendapat nilai pada siklus pertama 85.24 % dan siklus kedua meningkat menjadi 85.71 %. Adapun nilai siswa kelas II SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas dalam bidang kelancaran agak mengalami penurunan pada siklus pertama 77.14 % dan di siklus kedua 86.18 %, namun masih dalam kategori lebih dari cukup, dan nilai rata-rata pemahaman siswa tentang harakat pada siklus pertama adalah 92.38 % sedikit menurun pada siklus kedua yaitu 76.96 %, dalam hal pemahaman siswa-siswi kelas II SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas tentang perubahan bentuk huruf hijaiyyah bersambung dalam pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaranhuruf hijaiyah adalah rata-rata memperoleh nilai pada siklus pertama 82.86 % dan siklus kedua 78.80 %. Adapun hasil dari keseluruhan siswa-siswi di kelas II SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas dalam pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran huruf hijaiyyah bersambung adalah pada siklus pertama 83.52 % dan pada siklus kedua 83.87 % hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran huruf hijaiyah bersambung siswa-siswi kelas II SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas tergolong baik.
F. Melalui observasi
Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran huruf hijaiyah bersambung maka penulis melakukan observasi di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas yang menggunakan metode demonstrasi. Dengan berpedoman kepada patokan atau ukuran yang disebut indikator. Dibawah ini adalah indicator-indikator efektifitas pembelajaran huruf hijaiyah bersambung beserta hasil observasi di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas tersebut :
Berdasarkan hasil dari observasi peneliti di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Pada indikator A, yaitu tentang keterlaksanaan program pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas sudah tercapai, hal ini di buktikan ketika proses pembelajaran berlangsung dalam suasana kondusif.
 Pada indikator B, yaitu kesesuaian proses pembelajaran dengan kurikulum, secara materi sudah sesuai dengan kurikulum, akan tetapi target kurikulum itu sering kali belum sepenuhnya tercapai, hal ini dikarenakan terjadinya perbedaan kemampuan siswa dalam belajar.
 Pada indikator C, yaitu tentang keterlaksanaan program pembelajaran oleh siswa secara umum sudah tercapai, hal ini dibuktikan dari keikut sertaan siswa-siswi dalam proses pembelajaran.
 Pada indikator D, yaitu penulis menggunakan alat bantu, ini sifatnya kondisional, artinya menggunakan media Lap Top dan Lcd ketika materi yang diajarkan itu membutuhkan media.
 Pada indikator E, yaitu penulis menggunakan pendekatan yang bervariasi, seperti cerita, permainan dengan tujuan anak tidak bosan dalam belajar huruf hijaiyah.
 Pada indikator F, yaitu Evaluasi, secara umum sudah tercapai, hal ini bisa dilihat saat mengevaluasi siswa dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah bersambung.
 Pada indikator H, yaitu keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran sudah tercapai, hal ini bisa terlihat dari banyak siswa bertanya ketika siswa tersebut tidak memahami pelajaran.
 Pada indikator I, yaitu siswa termotivasi, secara umum juga sudah tercapai, hal ini bisa dilihat, ketika mengajarkan materi huruf hijaiyah bersambung dengan menggunakan lagu,siswa mengikuti dan wajah yang ceria.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai pelaksanaan metode Demonstrasi dalam pembelajaran huruf hijaiyah di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang lawas, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran huruf hijaiyah bersambung di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas dengan menggunakan metode demonstrasi ternyata efektif.
2) Kemampuan membaca dan menulis huruf hijaiyah bersambung siswa-siswi kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas yang menggunakan metode demonstrasi cukup baik karena siswa-siswi rata-rata mencapai nilai 83.87 %, hal ini tergolong baik.
3) Menurut hasil tes membaca dan menulis huruf hijaiyah bersambung siswa-siswi di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas yang menggunakan metode demonstrasi, nilai rata-rata tertinggi adalah tajwid, yaitu 91.71 %, sementara nilai rata-rata menulis adalah 78.80% terutama dalam memahami perubahan bentuk huruf, maka proses pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Nomor 37 Alang Lawas harus ditingkatkan lagi, lebih-lebih pada cara menbulis hurufnya, supaya kemampuan baca tulis huruf hijaiyah siswa-siswi lebih baik.
4) Adapun kendala-kendala yang dapat menghambat proses pembelajaran huruf hijaiyah bersambung, metode yang selama ini kurang efektif.
B. Saran-saran
1) Bagi kepala sekolah diharapkan senantiasa memberikan motivasi dan pembinaan kepada para guru, agar dalam menjalankan tugasnya tetap semangat, amanah dan berusaha untuk melaksanakan program pembelajaran yang lebih baik.
2) Kepada para guru hendaknya merubah paradihma lama yang menganggap mengajar hanya sekedar saja, kepada paradigm baru, yaitu mengajar adalah bernilai ibadah.
3) Bagi siswa-siswi, agar senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, kuasai ilmu dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar